Lionel Messi, bocah boncel yang selalu rendah hati, kembali menjadi star on the stage of Nou Camp Stadium tadi malam. Empat gol yang digelontorkan pemain bertinggi 169 cm ini ke jala Manuel Alumina menjadi bukti tak terbantahkan atas superioritas sang bintang ini atas lawan-lawannya. Para penggila bola hampir dibuatnya kehabisan kata untuk memuji penampilannya. Beberapa rekan kerja asal Malaysia bahkan berkali-kali mengatakan kata-kata ,"fantastic", "impossible" dan kata-kata lainnya yang menggambarkan kekaguman mereka atas pemain asal Argentina ini.
Drible bola yang aduhai, keeping bolanya yang menawan dan gerakan indahnya melewati barisan belakang Arsenal, sampai gerakan tipuannya yang membuat kiper Arsenal hanya melongo melihat bola lewat di atas kepalanya dan meluncur dengan sopan ke jala benar-benar membuat kagum penonton.
Tapi kali ini, sebagai orang yang selalu mencoba mengambil hikmah atas setiap kejadian yang disaksikan, saya tidak hanya melihat dari sisi sepakbolanya saja. Hanya kekaguman kepada seorang Messi atas skill mengolah si kulit bundar yang di atas rata-rata pemain lawan tidak memberka efek positif bagi kita. Ada banyak hikmah yang dapat kita ambil dan akan terbuang dengan percuma kalau kita tidak menangkapnya. Hikmah kebaikan bisa didapatkan dari siapapun, tak terkecuali dari si Messi. Setidaknya berikut ini beberapa pelajaran hidup yang saya dapatkan:
Pertama : Ukuran tubuh tidak menentukan prestasi
Leonel Messi, penyerang yang mempunyai ukuran tubuh 169 cm, sangat tidak ideal untuk sepakbola Eropa/modern. Mari bandingkan dengan Fernando Torres (Spanyol) 186 cm, Cristiano Ronaldo (Portugal) 185 cm, Ibrahimovic (Swedia) 192 cm, Wayne Rooney (England) 178 cm dan Samuel Eto’o (Kamerun) 180 cm. Lebih-lebih bila dibandingkan dengan Crouch (England) 204 cm, sangat jauh.
Saat hampir setiap tim menyiapkan barisan pertahanannya dengan para pemain menjulang semisal Rio Ferdinand (MU) 195 cm, John Terry (Chelsea) 185 cm, Vermaelen (Arsenal) 183 cm, Campbell (Arsenal) 188 cm, dan Albiol (Madrid) 190 cm dan Sergio Ramos (Madrid) 186 cm. Messi tidak pernah grogi apalagi takut dengan para pemain belakang yang siap menjegalnya.
Dia mampu bersaing dalam dunia persepakbolaan yang mengandalkan kekuatan fisik. Ternyata badan yang kecil bukan jaminan untuk kalah. Segala keterbatasan yang ada bisa menjadi sebuah karunia bila dimaksimalkan dengan baik. Dengan kekecilan tubuhnya itu akhirnya Messi justru jadi bisa bergerak lebih lincah dan bekerja lebih keras untuk menunjukan pada dunia bahwa orang kecil tidak selamanya harus minder apalagi kalah dengan para raksasa.
Kedua : Mengutamakan amal jama`i.
Messi terkenal pemain yang tidak hanya mementingkan dirinya saja. Kepentingan tim lebih utama baginya. Bahkan dia sering mengatakan tidak masalah baginya tidak mencatatkan namanya di papan skor, asal timnya menang. Hal ini berperan sangat penting dalam mencetak karakternya di dalam maupun diluar lapangan. So tidak heran kalau kita sering melihat Messi memberika bola kepada teman yang posisinya lebih menguntungkan, walaupun bisa saja dia menyelesaikan peluang yang didapatnya untuk dikonversi menjadi gol.
Prestasi yang dicapainya selalu diakui sebagai sebuah hasil dari kerjasama yang baik dalam sebuah tim, bukan hasil karya dirinya seorang. Begitupun kita, alangkah indahnya hidup ini bila setiap orang tidak hanya mengutamakan kepentingan individunya saja. Masih banyak dari kita yang tidak peduli dengan kepentingan bersama/orang lain, masih banyak dari kita yang lebih senang memiliki tanpa pernah berbagi. Meminjam kata-kata yang sering diucapkan oleh da`i Aa Gym, "kalau mau sholeh, jangan sholeh sendiri, kalau mau kaya juga jangan mau kaya sendiri".
Ketiga : Berkata yang baik atau diam
Setiap orang bisa dibuatnya berdecak kagum saat menyaksikan aksinya dilapangan hijau. Jutaan pasang mata dan telinga menjadi saksi atas indahnya permainannya dan banyaknya pujian untuknya. Tapi kita akan merasa kehilangan dia saat diluar lapangan karena Messi lebih banyak diam. Tidak banyak berita tentang kata-kata yang keluar darinya. Dia lebih senang menunjukan segala keahliannya dilapangan hijau, dia tidak banyak komentar seperti para pemain bintang yang lain. Pujian yang diberikan kepadanya ditanggapinya dengan biasa saja. Begitulah kita seharusnya, bekerjalah saja. Biarkan orang lain yang menilai pekerjaan kita. Tanpa harus banyak bicarapun, bila kita melakukan hal-hal terbaik toh orang lain yang akan merasakan manfaatnya dan akan menentukan penilainya kepada kita.
Keempat : Tabungan Kebaikan.
Messi bukanlah pemain yang tidak pernah melakukan salah. Tidak jarang tendangannya melenceng dari sasaran, operan bolanya yang mengenai lawan atau keeping bolanya kurang sempurna. Karena toh dia hanya manusia biasa, so kesalahan dan kelemahan tetap merupakan sebagian dari sifatnya. Tapi tetap saja ia selalu dipasang sebagai starter di lini depan timnya. Dan tidak pernah ada yang jengkel atau marah ketika dia salah dan tidak sesuai harapan. Hal ini tidak lain karena simpanan “tabungan kebaikan/gol” yang ia tunjukkan di tengah lapangan sudah banyak, sehingga orang tidak mempermasalahkan kesalahannya. Kontribusinya terhadap tim membuat rekannya melupakan segala kekurangan dirinya. Ini adalah pelajaran untuk kehidupan nyata.
Orang yang mempunyai simpanan kebaikan yang banyak akan mudah dimaafkan. Apalagi kalau setelah melakukan kesalahan itu ia mengikutinya dengan kebaikan. Orang jadi lupa dengan kesalahannya tadi. jadi berbuatlah banyak kebaikan, karena itu tabungan kita menjalani kehidupan. Bung Rhoma bilang "orang yang baik bukan yang tidak punya salah, tapi yang menyadari kesalahnnya dan memperbaikinya".
Kelima : Rendah hati (ini yang paling penting).
Tidak sedikit para legenda sepakbola maupun orang awam yang hanya pecinta bola saja membandingkannya dengan Maradona atau Pele sebagai perwakilan dari para legenda sepakbola tersohor di muka bumi, tapi ia selalu menjawab Maradona dan Pele masih tetap lebih baik darinya. Dia merasa masih belum bisa disejajarkan dengan para legenda itu dan selalu mengatakan akan meningkatnya performannya.
Luar biasa, orang yang tidak pernah berpuas diri dalam mencetak prestasi, satu prinsip hidup yang sangat layak ditiru. Sikap rendah hatinya dapat kita lihat dari gayanya saat bermain ataupun saat melakukan selebrasi atas gol yang ia cetak ke gawang lawan. Sama sekali tidak menampakkan kecongkakan seperti yang dilakukan kebanyakan pemain bintang.
Rendah hati sangat berbeda dengan rendah diri, sangat jauh berbeda. jadi berbahagialah orang-orang yang membiasakan kehidupan kesehariannya dengan sikap rendah hati, karena sesungguhnya merekalah orang-orang yang tinggi disisi manusia maupun disisi Tuhannya.
Pelajaran hidup bisa kita dapatkan dari siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Mari melihat Messi dari sisi kebaikan yang dapat diambil darinya saja. Jangan hanya urusan sepakbolanya saja, karena itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa kepada kita.
No comments:
Post a Comment